Jumat, 16 April 2010



Kalo Kerja Pake Ini
Kerja pake ini Di suatu pinggiran kota, hiduplah seorang nyonya yang cukup (sedikit mampu) dengan pembantunya yang selalu buat masalah.

Suatu hari, pembantu itu memecahkan piring untuk kesekian kalinya... akhirnya nyonya itu memanggil pembantunya sambil memaki berkata," Minah....kamu ini gimana...dasar org goblok, makanya kalau kerja itu jangan pake ini (sambil nunjuk lututnya) tapi pake ini (sambil nunjuk kepalanya, otak-red)...kamu saya pecat.."akhirnya pembantunya pergi...

5 tahun kemudian, di suatu Supermarket..si Nyonya ketemu dengan pembantunya yang dulu tapi dengan pakaian yang mewah dengan banyak perhiasan emas...

Si-nyonya memanggil," Minah, kok kamu sekarang berubah..menjadi kaya...kok bisa????
Si-pembantunya menjawab," makanya Bu, kalau kerja itu jangan pake ini (sambil nunjuk kepalanya, otak-red) tapi pake ini donk (sambil nunjuk dii antara pahanya)...."

Pemeras Kecil

Seorang anak kecil yang bandel melihat kakaknya dicium oleh teman lelakinya. Esok harinya, ia menemui lelaki itu.

“Abang semalam mencium kakakku bukan?”
“Ya, tapi jangan keras-keras. Ini seribu untuk tutup mulut!”
“Terima kasih, ini uang kembaliannya lima ratus!”
“Lho, kok pakai uang kembalian segala?”
“Saya tidak mau nakal, Bang. Semua orang yg mencium kakak juga saya tagih lima ratus!”
“???!!!”

Kamis, 15 April 2010

artikel

Dawkins Menolak Debat Melawan Para Pendukung Penciptaan, Karena Dia Tidak Memiliki Bantahan!

Richard Dawkins telah menanggapi permintaan kami untuk debat langsung: “SAYA TELAH BERSUMPAH UNTUK TIDAK BERDEBAT,” katanya. Apa arti ini sesunguhnya adalah, “Saya telah dikalahkan dalam masalah Darwinisme. Saya tidak memiliki niat berdebat dengan siapa pun dan dipermalukan."
Tapi sama sekali tidak jelas dengan apa ia bersumpah. Ia jelas tidak bersumpah dengan nama Allah, sebab ia berkata ia tidak mempercayai-Nya. Tidak diragukan ia akan kalah dalam debat apa pun. Juga jelas bahwa ia akan terus menyesatkan orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang Darwinisme. Namun cepat atau lambat, orang-orang ini akan menyadari bahwa Darwinisme adalah kebohongan ketika mereka mengunjungi situs Harun Yahya dan akhirnya menyaksikan kebenaran. Dan mereka akan terus melakukan hal demikian di masa mendatang, dengan izin Allah.
Selama 150 tahun terakhir para pendukung Darwin telah benar-benar ketakutan akan satu hal: terungkapnya kebohongan-kebohongan mereka! Mereka berupaya dengan mengerahkan segenap cara yang mereka punya untuk mencegah tersingkapnya hakikat penipuan teori evolusi, yang mati-matian mereka pertahankan agar tetap hidup sebagai ideologi tak tergoyahkan, sebuah agama, sejak masa Darwin. Demi mempertahankan kebohongan ini mereka menempuh jalan pemalsuan, memajang fosil-fosil palsu di museum-museum, bergegas menyembunyikan seluruh fosil-fosil yang tergali (karena fosil-fosil ini menentang teori evolusi), dan melakukan penghasutan untuk menjawab seluruh bahasan-bahasan yang banyak itu, yang tidak dapat dijelaskan teori evolusi. Untuk mempertahankan kebohongan ini, mereka telah memberi semacam kekebalan terhadap teori evolusi. Sedemikian hingga evolusi telah menjadi sesuatu yang tidak boleh dipertanyakan dan ditolak di sekolah, universitas, tempat kerja, lembaga-lembaga mana pun, dan bahkan di tingkat lembaga tertinggi negara. Meskipun hanya sebuah teori, evolusi telah dijadikan hukum yang harus diketahui dan dianut semua generasi muda dan yang harus dilindungi melalui undang-undang resmi dan dimasukkan ke dalam kurikulum resmi.
Tetapi apa yang paling ditakuti para Darwinis kini telah menjadi kenyataan, dan kebohongan mereka telah tersingkap. Pemalsuan-pemalsuan Darwinis tiba-tiba terungkap melalui kegiatan-kegiatan Harun Yahya, dan khususnya melalui karyanya Atlas Penciptaan. Orang-orang telah menyadari bahwa kaum Darwinis telah berupaya menyembunyikan lebih dari 100 juta fosil, dan semua fosil ini adalah contoh-contoh makhluk hidup berbentuk lengkap sempurna dan tanpa cacat, berusia ratusan juta tahun, yang kebanyakan masih ada sekarang. Dihilangkannya mantra Darwinis memiliki dampak menggemparkan di seluruh penjuru dunia.
Dalam keaadaan inilah Richard Dawkins, salah seorang pendukung tergigih teori evolusi dan dijuluki “Anjingnya Darwin,” diundang ikut serta dalam debat terbuka. Ia ditanya apakah ia mampu atau tidak membantah bukti yang meruntuhkan Darwinisme dan bagaimana ia akan mempertahankan teori itu di hadapan bukti-bukti Penciptaan.
Namun Dawkins menolak ikut serta dalam debat apa pun! Kami menerima sebuah tanggapan dari Dawkins yang menjawab permintaan kami untuk berdebat langsung: “SAYA TELAH BERSUMPAH UNTUK TIDAK BERDEBAT.” Apa arti ini sesungguhnya adalah, “Saya telah terkalahkan dalam bahasan Darwinisme. Saya tidak punya niat mendebat siapa pun dan terendahkan.”

Minggu, 07 Maret 2010

Berkhasiat, Air Bekas Pohon Jadi Rebutan

JOMBANG, KOMPAS.com-Sebuah sumber air yang muncul dari kubangan bekas pohon tumbang di Desa Betek, Kecamatan Mojoagung, Jombang, sejak beberapa hari ini menjadi rebutan warga untuk diminum. Warga percaya, air tersebut bisa menyembuhkan berbagai penyakit.
Kubangan itu sendiri muncul sejak Sabtu (27/2/2010) lalu, menyusul tumbangnya sebuah pohon besar yang oleh warga setempat dinamai pohon iprik atau beringin karet (Ficus retusa). Pohon besar tersebut tumbang setelah terkena angin puting beliung.
Sholeh, salah satu warga mengatakan, sehari setelah tumbangnya pohon, pada kubangan atau lubang bekas pohon tumbang itu muncul sumber air dari bagian bawah pohon atau akar pohon. “Kami berpendapat jika meminum air itu maka segala penyakit bisa sembuh. Awalnya, saya terkena penyakit linu, tapi setelah meminum air itu, penyakit saya langsung sembuh,” kata Sholeh, Kamis (4/3).
Hal senada juga dikatakan Yusuf, warga setempat. Menurut laki-laki muda ini, berdasarkan cerita turun-temurun, pohon iprik tersebut sudah berusia ratusan tahun. “Konon sudah ada sejak tahun 1800,” tandas Yusuf.
Saat tumbang, imbuh Yusuf, selain memunculkan sumber air, di kubangan juga terdapat batu bata kuno. “Meski airnya kotor, tapi warga nekat meminumnya karena menganggap berkhasiat,” jelas Yusuf.
Yusuf berkisah, puluhan warga mulai menyerbu dan berebut air yang dianggap bertuah itu Selasa (2/4) lalu. Dengan menggunakan peralatan seadanya, seperti gelas dan botol bekas air mineral, warga mengambil air itu. Bahkan ada yang menampung dalam ember, kemudian dibagi-bagikan kepada kerabat dan teman-teman yang memerlukannya. Juga ada yang langsung meminumnya walaupun air dari dasar pohon itu keruh.
Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) Jombang, KH Cholil Dahlan mengatakan, ulah warga tak bisa dilarang. Hanya saja, dia berpesan, kalaupun memperoleh kesembuhan, hendaknya tetap ingat, itu semua hanya sarana. “Jangan sampai menjurus ke syirik. Karena kesembuhan manusia itu tetap Allah yang menentukan,” kata Cholil Dahlan.
Menurut ilmu tetumbuhan, tanaman iprik atau beringin karet memiliki nama ilmiah Ficus retusa. Tidak jelas apakah ada khasiat tertentu dari tanaman ini. Namun, literatur menyebutkan bahwa tumbuhan ini sangat cepat berkembang, batangnya bulat, daunnya hijau lebat dan tersebar, serta tingginya bisa mencapai 17 meter - melebihi tiang listrik. Yang jelas, di kalangan penggemar bonsai, pohon iprik tidak asing lagi. Karena cukup banyak spesies pohon itu yang dijadikan tanaman hias dalam bentuk bonsai